Design
Interior II, gambar keduaku ini menggambarkan kesederhanaan, kesederhanaan yang
kaya akan makna. Awalnya kupikir gambar yang hanya dibutuhkan untuk sebuah
tugas sekolah. Namun, setelah kusadari ternyata ku isi gambarkku dengan
kesenangan. Tuangan perasaan gembira ku tempelkan pada selembar kertas tugas
itu. Dan dalam kesenangan proses pembuatan itu menghasilkan kepuasan. Bukan
karena gambar itu terlihat bagus, mendapat nilai bagus ataupun dipuji orang yang
sengaja atau tak disengaja menggunakan indera pengelihatannya dan merelakan
waktu ±120 detik untuk menatap gambar sederhana itu. Akan tetapi perasaan
bermain didalamnya. Saat aku membuatnya, aku merasa menghisap mariyuana.
Melayang diriku di dalamnya dengan rasa tenang dan bebas, aku merasa terlepas
dari beban duniawi dan akhirat. Seperti layaknya seorang balita yang asik
bermain dengan dunia ciptaannya sendiri, tersenyum dan tertawa gembira dalam
derasnya arus imajinasi. Inilah biusan yang kurasa, mematikan.
Makna,
sungguh sangat luar biasa. Ku dapatkan gambaran kehidupan dari kedua gambar
itu, kehidupan sederhana. Entah mungkin karena aku terlalu naif menafsirkan
gambarku sendiri. Kedua gambar itu menyiratkan filsafat hidup yang ̶ sederhana pula. Ketika emosi
dan ambisi berkaca pada suatu keseimbangan, memang awalnya terasa biasa dan
bahkan takkan menghasilkan sesuatu yang lebih bagus dari sebelumnya. Namun,
disitulah kesulitannya. Ketika keyakinan kita dipacu oleh kenyataan. Keyakinan
atas adanya emosi dan ambisi yang terlalu berlebihan akan menghasilkan suatu
kepuasan puncak tapi hukum alam menyatakan berlawanan, suatu kepuasan puncak
akan didapat ketika kita dapat menyeimbangkan segala faktor. Kesulitan kecil
dalam pembuatan gambar-gambarku ini hanya gambaran yang sangat kecil atas
kehidupan fana yang sebennarnya. Kehidupan yang butuh keseimbangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar